Jumat, 30 November 2012

BAB 1. PENDAHULUAN ILMU SOSIAL DASAR

Pendahuluan Ilmu Sosial Dasar


Pengertian
Ilmu sosial dasar (ISD) adalah gabungan dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam pendekatan dan pemecahan masalah-masalah sosial yang timbul di masyarakat. ISD menggunakan teori-teori (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (geografi sosial, sosiologi, antropologi sosial, ilmu politik, ekonomi, psikologi, sosial dan sejarah).
Latar Belakang ISD
Banyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh beberapa cendikiawan. Selain itu, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang elite bagi masyarakat kita sendiri sehingga kurang akrab dengan lingkungan masyarakat.
Ruang Lingkup ISD
ISD meliputi dua kelompok utama yaitu studi manusia dan masyarakat serta studi lembaga-lembaga sosial. Sasaran studi ISD adalah aspek-aspek paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.

Tujuan ISD
Dengan adanya ISD diharapkan dapat memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial.

BAB 2. PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


BAB 2

1. Pengertian Penduduk 

            Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada komposisi umur, jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga kerja dan watak ekonomi, tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi frekuensi.

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
Pertama orang yang tinggal di daerah tersebut. Dan kedua orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.
Pertambahan   suatu    penduduk        dipengaruhi     oleh     faktor  demografi:
1.kematian
Ada     beberapa          tingkat kematian

a. Tingkat kematian kasar dipengaruhi banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk.pertengahan tahun tersebut
b. Tingkat kematian khusus dipengaruhi oleh umur, pekerjaan dan jenis kelamin.
Sebagai contoh seorang suami diperjalanan pulang dari kantor lebih rentan menghadapi kematian dari pada istrinya dirumah. Seorang laki laki dengan umur 85 tahun lebih rentan dari pada laki laki yang berumur 25 tahun. Dengan ini dapat menunjukan hasil yang lebih teliti, dan oleh karena itu dibuat rumus sebagai berikut :
2.kelahiran

Pengukuran kelahiran tidak sesederhana seperti pengukuran kematian, karena alasan berikut ini:
a.sulit   mendapatkan   data     bayi     yang    meninggal        saat      melahirkan
b.wanita          mempunyai      kemungkinan   melahirkan       seorang            anak
c. umur wanita makin tua tidak berarti mempunyai anak menurun
d. didalam pengukuran fertilitas hanya melibatkan satu orang saja
3.migrasi
Migrasi adalah aspek dinamis kehidupan kelompok dalam ruang. Akibat dari keadaan lingkungan alam     yang            kurang menguntungkan.
faktor  yang    harus    dipilih  sebelum           migran pindah:
-persedian        alam
-lingkungan     sosial   budaya
-potensi           ekonomi          dan      alat      masadepan

Ada     tiga      jenisstruktur    penduduk:
-Penduduk      muda
-Penduduk      stasioner
-Penduduk      tua



ini beberapa hal hal yang sangat berkaitan dengan kependudukan

A.Kepadatanpenduduk

Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Beberapa pengamat masyarakat percaya bahwa konsep kapasitas muat juga berlaku pada penduduk bumi, yakni bahwa penduduk yang tak terkontrol dapat menyebabkan katastrofi Malthus. Beberapa menyangkal pendapat ini. Grafik berikut menunjukkan kenaikan            logistik            penduduk.

Negara-negara kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi, di antaranya: Monako, Singapura, Vatikan, dan Malta. Di antara negara besar yang memiliki kepadatan penduduk tinggi adalah Jepang dan Bangladesh.

Piramida penduduk
            Distribusi usia dan jenis kelamin penduduk dalam negara atau wilayah tertentu dapat digambarkan dengan suatu piramida penduduk. Grafik ini berbentuk segitiga, dimana jumlah penduduk pada sumbu X, sedang kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki ditunjukkan pada bagian kiri sumbu vertikal, sedang penduduk perempuan di bagian kanan.

Piramida penduduk menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Negara atau daerah dengan angka kematian bayi yang rendah dan memiliki usia harapan hidup tinggi, bentuk piramida penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya    hidup   hingga usia      tua.

Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan usia harapan hidup rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai genta (lebar di tengah), yang menggambarkan tingginya       angka   kematian          bayi     dan            tingginya         risiko   kematian.

B. Pengendalian jumlah penduduk

Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Dokumen dari Yunani Kuno telah membuktikan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk sejak zaman dahulu kala. Salah satu contoh pengendalian penduduk yang dipaksakan terjadi di Republik Rakyat Cina yang terkenal dengan kebijakannya 'satu anak cukup'; kebijakan ini diduga banyak menyebabkan terjadinya aksi pembunuhan bayi, pengguguran kandungan yang dipaksakan, serta sterilisasi wajib.

Indonesia juga menerapkan pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB), meski program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
 
C.Penurunan jumlah            penduduk
Berkurangnya jumlah penduduk menyebabkan turunnya jumlah populasi pada sebuah daerah.
Hal ini disebabkan oleh perpindahan daerah kesuburan atau oleh emigrasi besar-besaran.
Juga oleh penyakit, kelaparan maupun perang. Namun seringkali oleh gabungan faktor-faktor tersebut. Di masa lampau penurunan jumlah penduduk disebabkan terutama sekali oleh penyakit.
Pada tahun-tahun belakangan ini populasi penduduk Rusia dan tujuh belas bekas negara komunis lainnya mulai menurun (1995-2005). Kasus Black Death di Eropa atau datangnya penyakit-penyakit dari dunia lama ke Amerika merupakan faktor penyebab turunnya jumlah penduduk.

D.Transfer     penduduk
Transfer penduduk adalah istilah untuk kebijakan negara yang mewajibkan perpindahan sekelompok penduduk pindah dari kawasan tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama.
Hal ini terjadi di India dan Pakistan, antara Turki dan Yunani, dan di Eropa Timur selama Perang Dunia Kedua. Kebijakan transmigrasi oleh pemerintah Indonesia selama orde baru bisa dikategorikan transfer penduduk. Perpindahan penduduk lainnya dapat pula karena imigrasi, seperti imigrasi dari Eropa ke koloni-koloni Eropa di Amerika, Afrika, Australia, dan         tempat-tempat lainnya.

E.Ledakan     penduduk
Buku berjudul The Population Bomb (Ledakan Penduduk) pada tahun 1968 oleh Paul R. Ehrlich meramalkan adanya bencana kemanusiaan akibat terlalu banyaknya penduduk dan ledakan penduduk. Karya tersebut menggunakan argumen yang sama seperti yang dikemukakan Thomas Malthus dalam An Essay on the Principle of Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan mengakibatkan kelaparan.

F. Penduduk dunia

Berdasarkan estimasi yang diterbitkan oleh Biro Sensus Amerika Serikat, penduduk dunia mencapai 6,5 milyar jiwa pada tanggal 26 Februari 2006 pukul 07.16 ngan proyeksi populasi, angka ini teWIB. Dari sekitar 6,5 milyar penduduk dunia, 4 milyar diantaranya tinggal di Asia. Tujuh dari sepuluh negara berpenduduk terbanyak di dunia berada di Asia (meski Rusia juga        terletak            di        Eropa).

Sejalan derus bertambah dengan kecepatan yang belum ada dalam sejarah. Diperkirakan seperlima dari seluruh manusia yang pernah hidup pada enam ribu tahun terakhir, hidup pada saat            ini.

Pada tanggal 19 Oktober 2012 pukul 03.36 WIB, jumlah penduduk dunia akan mencapai 7 milyar jiwa. Badan Kependudukan PBB menetapkan tanggal 12 Oktober 1999 sebagai tanggal dimana penduduk dunia mencapai 6 milyar jiwa, sekitar 12 tahun setelah penduduk dunia            mencapai         5          milyarjiwa.
Berikut adalah peringkat negara-negara di dunia berdasarkan jumlah penduduk (2005):
  1. Republik Rakyat Cina (1.306.313.812 jiwa)
  2. India (1.103.600.000 jiwa)
  3. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)
  4. Indonesia (241.973.879 jiwa)
  5. Brasil (186.112.794 jiwa)
  6. Pakistan (162.419.946 jiwa)
  7. Bangladesh (144.319.628 jiwa)
  8. Rusia (143.420.309 jiwa)
  9. Nigeria (128.771.988 jiwa)
  10. Jepang (127.417.244 jiwa)

BAB 4. PEMUDA DAN SOSIALISASI


BAB 4      
PEMUDA DAN SOSIALISASI



     1.  INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI

Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis, masa ini memungkinkan mereka berada dalam anomi tanpa norma dan hukum, akibat kotradiksi norma maupun orientasi mendua. Dalam keadaan demikian, seing kali muncul perilaku menyimpang atau kecenderungan melakukan palanggaran.

·         ORIENTASI MENDUA
                   Keadaan bimbang akibat orientasi mendua, menurut Dr. Malo juga menyebabkan remaja nekad melakukan bunuh diri. Hal ini antara lain akibat dari             pertentangan nilai        antara peer group dengan pola asuh dan metode pendidikan.
       Untuk mengatasi hal ini Dr. Malo mengemukakan beberapa alternatif. Jalan ke luar            yang diambil harus memperhitungkan peranan peer group. Program pendidikan yang     melawan arus nilai peer, besar kemungkinannya tidak berhasil. Penggunaan waktu      luang remaja juga diperhatikan, untuk menanggulangi masalah tersebut.

·         PERAN MEDIA MASSA
                   Masa remaja yang merupakan periode peralihan masa kanak-kanak menuju             masa    dewasa, ditandai beberapa ciri. Pertama, keinginan memenuhi dan menyatakan        identitas diri. Kedua, kebutuhan memperoleh akseptabilitas di tengah sesama remaja.

       Sebagai jalan ke luar ahli komunikasi ini melihat perlunya membekali remaja dengan          keterampilan berinformasi yang mencakup kemampuan menemukan, memilih,      menggunakan, dan mengevaluasi informasi.

·         PERLU DIKEMBANGKAN
                   Sedang kakanwil Depdikbud DKI Jakarta Drs. E. Coldenhoff melihat        pengembangan sekolah sebagai masyarakat, perlu ditangani secara komprennhensif dan terpadu. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah kepemudaan   dapat ditinjau dari 2 asumsi :
                  1)      Penghayatan mengenai proses perkembangan bukan sebagai sesuatu kontinum             yang sambung menyambung tetapi fragmentis, terpecah-pecah, dan setiap fragmen            mempunyai artinya sendiri-sendiri. Pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan        masing-masing fragmen mewakili nilai sendiri.
                  2)      Dinamika pemuda tidak dilihat sebagai sebagian dari dinamika atau lebih tepat            sebagian dari dinamika wawasan kehidupan. Pemuda dianggap sebagai objek dari           penerapan pola-pola kehidupan dan bukan sebagai subyek yang mempunyai nilai             sendiri.

                        Pemuda sebagai suatu subyek dalam hidup, tentulah mempunyai nilai-nilai             sendiri             dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama itu. Penafsiran sebagai          identifikasi pemuda seperti ini disebut sebagai pendekatan ekosferis.
2.     PEMUDA DAN IDENTITAS
       
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai permasalahan-permasalahan yang sangat bervariasi, dimana jika permasalahan ini tidak dapat diatasi secara proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan.

        Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk menselaraskan diri di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya.

a.       Pembinaan dan Pengambangan Generasi

         Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.

Pola Dasar Pembinaan dan Pengambangan Generasi Muda disusun berlandaskan :
1)      Landasan idiil                      : Pancasila
2)      Landasan Konstitusional :  Undang-undang Dasar 1945
3)      Landasan Strategis          : Garis-garis Besar Haluan Negara
4)      
            Dalam hal ini Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut dua pengertian pokok,  yaitu :
1.       Generasi Muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan.
2.       Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan.
                        
b.      Masalah dan Potensi Generasi Muda

1)      Permasalahan Generasi Muda
            Dalam rangka untuk memecahkan permasalahan generasi muda tersebut di atas memerlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan bencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subyek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik adalah merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.

2)      Potensi-potensi Generasi Muda/Pemuda
      1.       Idealisme dan daya kritis
      2.       Dinamika dan kreatifitas
      3.       Keberanian mengambil resiko
      4.       Optimis dan kegairahan semangat
      5.       Sikap kemandirian dan dislipin murni
      6.       Terdidik
      7.       Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
      8.       Patriotisme dan nasionalisme
      9.       Sikap kesatria
      10.   Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi

        Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui jalur belajar dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga.

        Proses sosialisasi ini tidak berhenti sampai pada keluarga, tapi masih ada lembaga lain. Dengan demikian sosialisasi dapat berlanngsung secara normal ataupun informal. Secara formal, proses sosialisasi lebih teratur karena di dalamnya disajikan seperangkat ilmu pengetahuan secara teratur dan sistematis. Sedangkan, yang informal, proses sosialisasi ini bersifat tidak sengaja, terjadi ini bila seseorang individu mempelajari pola-pola keterampilan, norma atau peilaku.

Faktor lingkungan bagi pemuda dalam proses sosialisasi memegang peranan penting, karena dalam proses sosialisasi pemuda terus berlanjut dengan segala daya imitasi dan identitasnya. Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Masa bayi : 0 – 1 tahun
2. Masa anak : 1 – 12 tahun
3. Masa Puber : 12 – 15 tahun
4. Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
5. Masa dewasa : 21 tahun keatas

Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
1. Golongan anak : 0 – 12 tahun
2. Golongan remaja : 13 – 18 tahun
3. Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas



3.  PERGURUAN DAN PENDIDIKAN

                 A.    MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDA

       Pembinaan sedini mungkin difokuskan kepada angkatan muda pada tingkat SLTP/SLTA, dengan cara penyelenggaraan lomba karya ilmiah tingakat nasional oleh lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Minat generasi muda untuk mengikuti lomba karya ilmiah dari berbagai cabang dislipin ilmu itu ternyata lebih banyak dari perkiraan semula. Setiap tahun peserta lomba karya ilmiah remaja semakin banyak jumlahnya. Yang sangat menggembirakan, dalam usia yang belia itu mereka telah mampu menghasilkan karya-karya ilmiah yang cukup membikin kagum para cendikiawan tua.

       Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan pada program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium-laboratorium dan pada kesempatan-kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa.

                 B.    PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
       Sebagai suatu bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan negara Indonesia, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah pendidikan dengan dasar dan dengan tujuan menurut Pancasila. Dalam implementasinya, pendidikan tersebut diarahkan menjadi pendidikan pembangunan, satu pendidikan yang akan membina ketahanan hidup bangsa, baik secara fisik maupun secara ideologis dan mental. Melalui pendidikan itu kemiskinan dan keterbelakangan, melalui suatu alternatif pembangunan yang lebih baik, serta menghargai kemajuan antara lain bercirikan perubahan yang berkesinambungan.

            Walaupun pada saat ini sistem pendidikan mulai dikelola secara lebih terbuka dan memungkinkan diterapkannya inovasi teknologi serta perkembangan-perkembangan ilmu mutakhir, dan walaupun anggaran biaya-biaya kependidikan semakin hari semakin betambah sehingga telah merupakan jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan biaya pembinaan sektor lainnya, nampaknya persoalan yang tidak mudah diatasi

BAB 5. WARGA NEGARA DAN NEGARA


BAB 5

Warganegara dan Negara

            Pada waktu sebelum terbentuknya Negara, setiap individu mempunyai kebebasan penuh utnuk melaksanakan keinginannya. Dalam keadaan dimana manusia di dunia masih sedikit hal ini isa berlangsung tetapi dengan makin banyaknya manusia berarti akan semakin sering terjadi persinggungan dan bentrokan antara individu satu dengan lainnya..
Akibatnya seperti kata Thomas Hobbes (1642) manusia seperti serigala terhadap manusia lainnya (homo hominilopus) berlaku hokum rimba yaitu adanya penindasan yang kuat terhadap yang lemah masing-masing merasa ketakutan dan merasa tidak aman di dalam kehidupannya. Pada saat itulah manusia merasakan perlunya ada suatu kekuasaan yang mengatur kehidupan individu-individu pada suatu Negara.
Negara, Warga Negara
            Negara merupakan alat (agency) atau wewenang (authory) yagn mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Oleh karena itu Negara mempunyai         dua      tugas    yaitu :
            1. Mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang asosial, artinya yang            bertentangan satu sama lain supaya tidak menjadi antagonisme yang membahayakan.
            2. Mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan            kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhny atau tujuan sosial.
            Hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dan nyata berlaku dalam masyarakat           disebut hukum positif.
Negara
            Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan mansia dalam masyarakat, Negara mempunyai 2 tugas utama yaitu :
1. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang bertentangan satu   dengan            lainnya.
2. Mengatur dan menyatukan kegiatan-kegiatan manusia dan golongan untuk menciptakan tujuan besama yang disesuaikan dan diarakan pada tujuan Negara.
·         Sifat    Negara
1. Sifat memaksa, artinya Negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara legal agar tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya            anarki.
2. Sifat monopoli, artinya Negara mempunyai hak kuasa tunggal dan menetapkan tujuan   bersama           dari            masyarakat.
3. Sifat mencakup semua, artinya semua peraturan perundangan mengenai semua orang tanpa terkecuali.
·         Bentuk            Negara
1. Negara kesatuan (unitarisem) adalah suatu Negara yang merdeka dan berdaulat, dimana kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan dalam Negara itu ada pada pusat.
- Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi. Didalam sistem ini, segala sesuatu dalam Negara langsung diatur dan diurus pemerintah pusat.
•-Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Didalam Negara ini daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
            2. Negara serikat (federasi) adalah Negara yang terjadi dari penggabungan beberapa          Negara yang semua berdiri sendiri sebagai Negara yang merdeka, berdaulat, kedalam      suatu ikatan kerjasa yang efektif untuk melaksanakan urusan secara bersama.

BAB 6. PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT


BAB 6

Pelapisan Sosial Dan Kesamaan Derajat

            Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama, bercampur untuk waktu yang cukup lama, sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan dimana mereka merupakan sistem hidup bersama. Unit terkecil masyarakat adalah keluarga terdiri dari bapak, ibu dan anak. Di kantor ada atasan, bawahan.. diperusahaan ada majikan, buruh. Bahkan dalam penduduk pun kita temui katagori penduduk berpendapatan rendah, penduduk berpendapatan sedang            dan      penduduk        berpendapatan tinggi.
Pitirim A sorokin mengatakan bahwa pelapisan sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchies). Perwujudan dari gejala stratifikasi sosial adalah adanya tingkatan tinggi dan rendah. Dasar dan inti lapisan-lapisan didalam masyarakat adalah karena tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab, serta dalam pembagian nilai-nilai sosial an pengaruhnya diantara            anggota           masyarakat.
            Di dalam suatu masyarakat, pasti ada sesuatu yang paling dihargai oleh masyarakat. Bagi masyarakat agraris, tanah adalah sesuatu yang paling dihargai bagi masyarakat industri, uang adalah sesuatu yang paling dihargai. Pada masyarakat kota, pendidikan dapat merupakan hal yang paling dihargai. Sumber-sumber seperti uang,tanah, pendidikan akan menyebabkan adanya pelapisan. Jadi mereka yang memiliki uang, tanah ataupun berpendidikan tinggi akan menempati lapisan atas suatu masyarakat. Golongan lapisan tertinggi dalam suatu masyarakat tertentu, dalam istilah sehari-hari juga dinamakan “elite”. Dengan demikian pelapisan berarti bahwa dalam masyarakat ada sejumlah kelompok masyarakat yang mempunyai posisi berbeda-beda dalam tata tertib sosial masyarakat, dimana golongan-golongan     itu        mendapat atau menikmati hak-hak tertentu.
Setiap individu sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban tertentu. Hak dan kewajiban akan terlihat dalam kedudukan (status) dan peranan (role) yang dijalankan individu tersebut. Kedudukan dan peranan merupakan unsur pembentuk terjadinya pelapisan didalam masyarakt. Yang dimaksud dengan kedudukan adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya didalam kelompok tersebut, atau tempat sebuah kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya didalam kelompok yang lebih besar lagi. Misalnya status sebagai anak didalam keluarga; status guru di sekolah ataupun status Indonesia di organisasi PBB.
Kedudukan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya disebut peranan. Peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kegiatan-kegiatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Dengan demikian peranan mempunyai fungsi penting, kerna mengatur kelakuan seseorang dan pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan orang lain.

BAB 7. MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PEDESAAN

BAB  7

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan

            Masyarakat perkotaan identik dengan aktivitas super padat, lalu linta yang sangat tidak ada habisnya dan kehidupan sosialisasi yang bisa dikatakan sangat individual.
Seperti contoh, ketika kita berbicara dengan seorang yang lebih tua dari kita terkadang sama halnya seperti kita berbicara seperti teman sebaya. Hal ini, dapat diartikan karena kurangnya manusia perkotaan dalam hal penyaringan budaya dari orang tua yang bekerja, lalu kita hanya mencerna          pengetahuan    hanya   dari      bangku            sekolah.
            Aktivitas perilaku ini dapat mewujudkan sikap acuh tak acuh kepada orang lain. Masyarakat kota dapat diartikan pula sangat menjunjung tinngi pekerjaan yang dapat dinilai dengan uang tanpa dengan sifat gotong royong yang ada di pedesaan.
Contoh nyata seperti ketika seorang mengadakan acara, seseorang lebih memilih mengadakan acara di gedung yang sudah ada dengan fasilitas seperti prasmanan, para pekerja. Mereka memilih hal itu untuk mengatasi kesulitan dan tidak mau susah lagi.
Akan tetapi, biaya yang dikeluarkan juga lebih besar disbanding dengan masyarakat pedesaan yang menggunakan para tetangga untuk meringankan acara tanpa diberikan uang. Para tetangga           ini        dengan            senang            hati      membantu       tanpa   dibayar.
            Sebenarnya hal yang membedakan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan hanya sebatas wilayah yang ditempati. Karakteristik masyarakat perkotaan intensitas sangat tinggi dibanding dengan masyarakat pedesaan yang bekerja dengan menggunakan alam menjadi acuan untuk memulai dan mengakhiri aktivitas pekerjaan mereka.
Kehidupan masyarakat desa bekerja dengan keselarasan dengan alam seperti, bercocok tanam, beternak, berlayar dan lain sebagainnya. Kehidupan mereka memang mencari uang tetapi tidak pula mereka dengan senang hati membantu teman seprofesi mereka.
Contohnya, petani dapat membantu memberikan makanan kepada teman yang masih bekerja, meski sedikit tapi mereka sangat senang karena adanya keceriaan. Kemudian adanya perkumpulan petani yang mampu secara bergiliran tidak hanya menjaga sawah dirinya tetapi juga          dengan            sawah petani  lain.

BAB 8. PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT


BAB 8

 Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

            Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap anggota masyarakat salaing berinteraksi. Hubungan antar individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para anggota. Norma dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat pengendali agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu. Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya. Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah Pertentangan sosial dan integrita masyarakat
pertentang sosial menurut saya adalah suatu konflik yang terjadi didalam suatu lingkungan masyarakat. Dimana ada suatu kelompok yang tidak menyukai kelompok lain, sehingga menimbulkan suatu perselisihan diantara mereka. Banyak sekali pertentangan sosial yang terjadi di Dunia ini. Seperti contohnya perak Irak yang kunjung selesai, dan kalau menusuri indonesia contohnya GAM (Gerakan Aceh Merdeka), PT.freepot yang terjadi di Papua.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial:
1.Rasa Iri        antara  individu,negara,dan    masyarakat
2.Adanya rasa tidak    puas     masyarakat      terhadap          kepemerintahan
3. Banyak adu domba antara politik,agama,suku serta budaya
Integrasi Masyarakat
            Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.

BAB 9. IPTEK DAN KEMISKINAN


BAB 9

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan


            Baru sekitar 10 persen rumah susun yang berhasil dibangun dari rencana 1.000 menara yang dicanangkan pada akhir 2006 dalam Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2006 tentang Program Nasional Rumah Susun 1.000 Tower.Lambannya program pembangunan 1.000 menara rusunami, lantaran pemerintah tidak konsisten dalam mengimplementasikan regulasiyangsebetulnyabagustersebut.
Pertama, pemerintah berjanji bahwa izin akan dipermudah, dipermurah, dan dipercepat, tetapi kenyataannya            mahal,  sulit,    dan      lambat.
            Kedua, pemerintah menjanjikan insentif infrastruktur dan pajak, ternyata tidak. “Bahkan jika melakukan kesalahan sedikit saja, pengembang akan mendapat denda,”.
Ketiga, pajak, retribusi, biaya listrik, PAM, dan lain-lain diterapkan sama dengan harga komersial.            “Tidak ada            keringanan       bagi     pengembang    rusunami.
Keempat, pemerintah menjanjikan tanah negara sebagai lokasi rumah susun, ternyata pengembang            menggunakan  lahan    sendiri.
“Presiden bisa saja mengadakan rapat koordinasi dengan menteri terkait perumahan serta gubernur, bupati, dan walikota dari 10 kawasan perkotaan yang dicanangkan sebagai lokasi rusunami, yakni Jabodetabek, Bandung Raya, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, Medan,            Batam, Palembang,      danBanjarmasin,”
“Dalam rakor tersebut, bisa saja presiden memberi instruksi langsung. Hal ini sangat penting, karena rusunami adalah salah satu kebijakan pro rakyat, terutama kelas menengah yang jumlahnya
Meskipun kenyataannya jauh dari target mengatakan bahwa program ini tidak gagal sepenuhnya. “Ada hasil positif yang didapat dari program ini. Dulu apartemen dijual dengan harga lebih dari Rp300 juta, tetapi setelah ada program rusunami, bisa dijual dengan harga Rp144juta.
Saat ini, apartemen murah ada pasokannya, tetapi sangat terbatas, sementara permintaan banyak. “Hal ini membuat harga jual mengikuti mekanisme pasar,” tukas Ketua Housing and Urban Development (HUD) Institute ini. Di sisi lain, dengan kenaikan harga tersebut, pengembang memperkenalkan istilah baru, yakni anami (apartemen sederhana milik) dengan harga    jual      sekitar  Rp180 juta.
Keretakan yang terjadi pada rumah warga karena pemasangan tiang pancang menggunakan jack hammer jeniscompaq. Rumah yang mengalami kerusakan terutama yang jaraknya jauh dari proyek. Namun tingkat kerusakan pada rumah warga tidak terlalu parah dan tidak perlu dilakukan renovasi. Rumah dengan sistem fondasi yang kuat tidak mengalami keretakan.

BAB 10 AGAMA DAN MASYARAKAT


BAB 10

Agama dan Masyarakat

            Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para    tasauf.
Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup, menekankan pada hal-hal yang normatif atau menunjuk kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan. Karena latar belakang sosial yang berbeda dari masyarakat agama, maka masyarakat akan memiliki sikap dan nilai yang berbeda pula. Kebutuhan dan pandangan kelompok terhadap prinsip keagamaan berbeda-beda, kadang kala kepentingannya dapat tercermin atau tidak sama sekali. Karena itu kebhinekaan kelompok dalam masyarakat akan mencerminkan perbedaan jenis kebutuhaan keagamaan.
FUNGSI AGAMA
Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai, bersumber pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka    normanya            pun      dikukuhkan     dengan            sanksi-sanksi  sakral.
Fungsi agama dibidang sosial adalah fungsi penentu, dimana agama menciptakan suatu ikatan bersama.
Fungsi agama sebagai sosialisasi individu ialah individu, pada saat dia tumbuh menjadi dewasa, memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk (mengarahkan) aktifitasnya dalam masyarakat dan berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya.
Untuk mendiskusikan fungsi agama dalam masyarakat ada tiga ospek penting yang selalu dipelajari, yaitu kebudayaan, sistem sosial dan kepribadian. Ketiga aspek tersebut merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku manusia, sehingga timbul pertanyaan sejauh mana fungsi lembaga dalam memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan sebagai suatu sistem dan sejauh manakah agama dalam mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya.
PERKEMBANGAN AGAMA
Agama di Indonesia diawali dari agama Hindu pada kerajaan Kutai Kartanegara. Pada masa tersebut terdapat berbagai prasasti yang mencerminkan pesatnya perkembangan agama Hindu tersebut.
Lalu Agama Budha masuk pada masa kerajaan Padjadjaran di Jawa. Masih terdapat bukti adanya prasasti ditambah dibangunnya Candi Borobudur pada kerajaan Mataram di Jawa Tengah.
Awal masuknya Agama Islam ditandai dengan adanya Wali Songo di Jawa. Kemudian terdapat kerajaan Islam seperti Kerajaan Demak.
Kemudian Agama Kristen Protestan dan Katholik terjadi pada masa penjajahan. Mulai dari Portugis,       Inggris dan            Belanda.
Agama bersifat universal, permanen dan mengatur dalam kehidupan sehingga bila tidak memahami agama akan sukar memahami masyarakat. Kaitan agama dengan masyarakat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K.          Nottingham,    1954)
a. Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-Nilai Sakral
b. Masyarakat-Masyarakat Praindustri yang Sedang Berkembang
Tampilnya organisasi agama adalah akibat adanya “perubahan batin” atau kedalam beragama, mengimbangi perkembangan masyarakat dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan dan sebagainya. Agama menuju ke pengkhususan fungsional.