Jumat, 30 November 2012

BAB 4. PEMUDA DAN SOSIALISASI


BAB 4      
PEMUDA DAN SOSIALISASI



     1.  INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI

Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis, masa ini memungkinkan mereka berada dalam anomi tanpa norma dan hukum, akibat kotradiksi norma maupun orientasi mendua. Dalam keadaan demikian, seing kali muncul perilaku menyimpang atau kecenderungan melakukan palanggaran.

·         ORIENTASI MENDUA
                   Keadaan bimbang akibat orientasi mendua, menurut Dr. Malo juga menyebabkan remaja nekad melakukan bunuh diri. Hal ini antara lain akibat dari             pertentangan nilai        antara peer group dengan pola asuh dan metode pendidikan.
       Untuk mengatasi hal ini Dr. Malo mengemukakan beberapa alternatif. Jalan ke luar            yang diambil harus memperhitungkan peranan peer group. Program pendidikan yang     melawan arus nilai peer, besar kemungkinannya tidak berhasil. Penggunaan waktu      luang remaja juga diperhatikan, untuk menanggulangi masalah tersebut.

·         PERAN MEDIA MASSA
                   Masa remaja yang merupakan periode peralihan masa kanak-kanak menuju             masa    dewasa, ditandai beberapa ciri. Pertama, keinginan memenuhi dan menyatakan        identitas diri. Kedua, kebutuhan memperoleh akseptabilitas di tengah sesama remaja.

       Sebagai jalan ke luar ahli komunikasi ini melihat perlunya membekali remaja dengan          keterampilan berinformasi yang mencakup kemampuan menemukan, memilih,      menggunakan, dan mengevaluasi informasi.

·         PERLU DIKEMBANGKAN
                   Sedang kakanwil Depdikbud DKI Jakarta Drs. E. Coldenhoff melihat        pengembangan sekolah sebagai masyarakat, perlu ditangani secara komprennhensif dan terpadu. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah kepemudaan   dapat ditinjau dari 2 asumsi :
                  1)      Penghayatan mengenai proses perkembangan bukan sebagai sesuatu kontinum             yang sambung menyambung tetapi fragmentis, terpecah-pecah, dan setiap fragmen            mempunyai artinya sendiri-sendiri. Pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan        masing-masing fragmen mewakili nilai sendiri.
                  2)      Dinamika pemuda tidak dilihat sebagai sebagian dari dinamika atau lebih tepat            sebagian dari dinamika wawasan kehidupan. Pemuda dianggap sebagai objek dari           penerapan pola-pola kehidupan dan bukan sebagai subyek yang mempunyai nilai             sendiri.

                        Pemuda sebagai suatu subyek dalam hidup, tentulah mempunyai nilai-nilai             sendiri             dalam mendukung dan menggerakkan hidup bersama itu. Penafsiran sebagai          identifikasi pemuda seperti ini disebut sebagai pendekatan ekosferis.
2.     PEMUDA DAN IDENTITAS
       
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai permasalahan-permasalahan yang sangat bervariasi, dimana jika permasalahan ini tidak dapat diatasi secara proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan.

        Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk menselaraskan diri di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya.

a.       Pembinaan dan Pengambangan Generasi

         Maksud dari Pola Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat terarah, menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.

Pola Dasar Pembinaan dan Pengambangan Generasi Muda disusun berlandaskan :
1)      Landasan idiil                      : Pancasila
2)      Landasan Konstitusional :  Undang-undang Dasar 1945
3)      Landasan Strategis          : Garis-garis Besar Haluan Negara
4)      
            Dalam hal ini Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda menyangkut dua pengertian pokok,  yaitu :
1.       Generasi Muda sebagai subyek pembinaan dan pengembangan.
2.       Generasi muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan.
                        
b.      Masalah dan Potensi Generasi Muda

1)      Permasalahan Generasi Muda
            Dalam rangka untuk memecahkan permasalahan generasi muda tersebut di atas memerlukan usaha-usaha terpadu, terarah dan bencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan generasi muda sebagai subyek pembangunan. Organisasi-organisasi pemuda yang telah berjalan baik adalah merupakan potensi yang siap untuk dilibatkan dalam kegiatan pembangunan nasional.

2)      Potensi-potensi Generasi Muda/Pemuda
      1.       Idealisme dan daya kritis
      2.       Dinamika dan kreatifitas
      3.       Keberanian mengambil resiko
      4.       Optimis dan kegairahan semangat
      5.       Sikap kemandirian dan dislipin murni
      6.       Terdidik
      7.       Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
      8.       Patriotisme dan nasionalisme
      9.       Sikap kesatria
      10.   Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi

        Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui jalur belajar dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Proses sosialisasi sebenarnya berawal dari dalam keluarga.

        Proses sosialisasi ini tidak berhenti sampai pada keluarga, tapi masih ada lembaga lain. Dengan demikian sosialisasi dapat berlanngsung secara normal ataupun informal. Secara formal, proses sosialisasi lebih teratur karena di dalamnya disajikan seperangkat ilmu pengetahuan secara teratur dan sistematis. Sedangkan, yang informal, proses sosialisasi ini bersifat tidak sengaja, terjadi ini bila seseorang individu mempelajari pola-pola keterampilan, norma atau peilaku.

Faktor lingkungan bagi pemuda dalam proses sosialisasi memegang peranan penting, karena dalam proses sosialisasi pemuda terus berlanjut dengan segala daya imitasi dan identitasnya. Pemuda Indonesia
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Masa bayi : 0 – 1 tahun
2. Masa anak : 1 – 12 tahun
3. Masa Puber : 12 – 15 tahun
4. Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
5. Masa dewasa : 21 tahun keatas

Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
1. Golongan anak : 0 – 12 tahun
2. Golongan remaja : 13 – 18 tahun
3. Golongan dewasa : 18 (21) tahun keatas



3.  PERGURUAN DAN PENDIDIKAN

                 A.    MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDA

       Pembinaan sedini mungkin difokuskan kepada angkatan muda pada tingkat SLTP/SLTA, dengan cara penyelenggaraan lomba karya ilmiah tingakat nasional oleh lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Minat generasi muda untuk mengikuti lomba karya ilmiah dari berbagai cabang dislipin ilmu itu ternyata lebih banyak dari perkiraan semula. Setiap tahun peserta lomba karya ilmiah remaja semakin banyak jumlahnya. Yang sangat menggembirakan, dalam usia yang belia itu mereka telah mampu menghasilkan karya-karya ilmiah yang cukup membikin kagum para cendikiawan tua.

       Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan pada program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratorium-laboratorium dan pada kesempatan-kesempatan praktek lapangan. Kaum muda memang betul-betul merupakan suatu sumber bagi pengembangan masyarakat dan bangsa.

                 B.    PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
       Sebagai suatu bangsa yang menetapkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan negara Indonesia, maka pendidikan nasional yang dibutuhkan adalah pendidikan dengan dasar dan dengan tujuan menurut Pancasila. Dalam implementasinya, pendidikan tersebut diarahkan menjadi pendidikan pembangunan, satu pendidikan yang akan membina ketahanan hidup bangsa, baik secara fisik maupun secara ideologis dan mental. Melalui pendidikan itu kemiskinan dan keterbelakangan, melalui suatu alternatif pembangunan yang lebih baik, serta menghargai kemajuan antara lain bercirikan perubahan yang berkesinambungan.

            Walaupun pada saat ini sistem pendidikan mulai dikelola secara lebih terbuka dan memungkinkan diterapkannya inovasi teknologi serta perkembangan-perkembangan ilmu mutakhir, dan walaupun anggaran biaya-biaya kependidikan semakin hari semakin betambah sehingga telah merupakan jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan biaya pembinaan sektor lainnya, nampaknya persoalan yang tidak mudah diatasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar